Makalah Diksi
DIKSI
Nama Kelompok :
1. Nusrotul Azizah (15216648)
2. Nadya Intan Savrina (15216277)
3. Agnesya Rossa Sabella (10216312)
4. Widia Murti (17216629)
5. Naomi Cintya
(15216324)
6. Danang Dwi Suntoko (11216676)
Kelas : 1EA34
Kelompok 3
Jurusan : Management
Fakultas : Ekonomi
2016/2017
DAFTAR ISI
Cover ......................................................................................................................... 1
Daftar Isi.................................................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................ 3
A. Latar
Belakang............................................................................................................. 3
B. Rumusan
Masalah........................................................................................................ 4
C. Tujuan........................................................................................................................... 4
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................................... 5
A. Pengertian
Diksi........................................................................................................... 5
B. Jenis Diksi ................................................................................................................... 5
C. Cara memilih dan menggunakan
diksi……………………………………................. 7
D. Pembentukan
Kata....................................................................................................... 8
a.
Kesalahan
pembentukan dan pemilihan kata………………………………......... 9
b. Definisi……………………………………………………………………........... 9
c.
Kata Serapan ………………………………………………………………......... 10
E. Makna Kata.................................................................................................................. 11
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 13
A. Kesimpulan…………………………………………………………………... 13
B. Saran………………………………………………………………………….. 13
C. Daftar
pustaka………………………………………………………………… 13
Bab I
Pendahuluan
A. Latar
Belakang
Akhir-akhir ini, orang semakin
mengesampingkan pentingnya penggunaan Bahasa, terutama dalam tata cara
pemilihan kata atau diksi, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan maupun
tulisan, sering mengalami kesalahan dalam penggunaan kata, frasa,
paragraf, dan wacana.
Diksi atau
pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan
sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang
tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya.
Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita
jumpai ketika seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan
bicara kesulitan menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata yang kurang
tepat ataupun dikarenakan salah paham.
Pemilihan kata yang tepat
merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi.
Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih
mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin
disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun
juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis
pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata
yang kita pilih.
Dalam makalah ini, kami berusaha
menjelaskan mengenai arti diksi dan cara memilih maupun menggunakan diksi yang
tepat.
B. Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan dibahas :
1. Apa
itu diksi ?
2. Bagaimana
cara memilih dan menggunakan diksi yang benar ?
C. Tujuan
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk mengetahui arti diksi atau pilihan kata dalam
Bahasa Indonesia dan kita jadi mengetahui cara memilih dan menggunakan kata
yang baik dan benar.
Bab
II
Pembahasan
A. Pengertian
Diksi
Menurut
Enre, Diksi atau pilihan kata
adalah penggunaan kata-kata secara tepat
untuk mewakili pikiran dan perasaan
yang ingin dinyatakan dalam pola suatu kalimat. Pendapat lain dikemukakan oleh
Widyamartaya yang menjelaskan bahwa diksi atau pilihan kata adalah kemampuan
seseorang membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikannya, dan
kemampuan tersebut hendaknya
disesuaikan dengan situasi dan
nilai rasa yang dimiliki sekelompok
masyarakat dan pendengar atau
pembaca. Diksi atau pilihan kata selalu mengandung ketepatan makna dan
kesesuaian situasi dan nilai rasa yang ada pada pembaca atau pendengar.
Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa diksi adalah pemilihan dan
pemakaian kata oleh
pengarang dengan mempertimbangkan
aspek makna kata yaitu makna denotatif
dan makna konotatif sebab sebuah
kata dapat menimbulkan berbagai pengertian.
B. Jenis
Diksi
Jenis
diksi menurut Keraf, adalah sebagai berikut :
a. Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata (makna itu menunjuk pada konsep, referen, atau ide). Denotasi juga merupakan batasan kamus atau definisi utama suatu kata, sebagai lawan dari pada konotasi atau makna yang ada kaitannya dengan itu. Denotasi mengacu pada makna yang sebenarnya.
Contoh
makna denotasi:
- Rumah itu luasnya 250 meter
persegi.
-
Ada seribu orang yang menghadiri pertemuan itu.
b.
Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan, imajinasi
atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau
asosiasi-asosiasi, dan biasanya bersifat emosional yang ditimbulkan oleh sebuah
kata di samping batasan kamus atau definisi utamanya. Konotasi mengacu pada
makna kias atau makna bukan sebenarnya. Contoh makna konotasi:
-
Rumah itu luas sekali.
- Banyak sekali orang yang menghadiri pertemuan itu.
c. Kata abstrak adalah kata yang mempunyai referen berupa konsep, kata abstrak sukar digambarkan karena referensinya tidak dapat diserap dengan pancaindera manusia. Kata-kata abstrak merujuk kepada kualitas (panas, dingin, baik, buruk), pertalian (kuantitas, jumlah, tingkatan), dan pemikiran (kecurigaan, penetapan, kepercayaan). Kata-kata abstrak sering dipakai untuk menjelaskan pikiran yang bersifat teknis dan khusus.
d.
Kata konkrit adalah kata yang menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat atau
diindera secara langsung oleh satu atau lebih dari pancaindera. Katakata
konkrit menunjuk kepada barang yang actual dan spesifik dalam pengalaman. Kata
konkrit digunakan untuk menyajikan gambaran yang hidup dalam pikiran pembaca
melebihi kata-kata yang lain. Contoh kata konkrit: meja, kursi, rumah, mobil
dsb.
e.
Kata umum adalah kata yang mempunyai cakupan ruang lingkup yang luas, kata-kata
umum menunjuk kepada banyak hal, kepada himpunan, dan kepada keseluruhan.
Contoh kata umum: binatang, tumbuh-tumbuhan, penjahat, kendaraan.
f.
Kata khusus adalah kata-kata yang mengacu kepada pengarahan pengarahan yang
khusus dan konkrit. Kata khusus memperlihatkan kepada objek yang khusus. Contoh
kata khusus: Yamaha, nokia, kerapu, kakak tua, sedan.
g.
Kata ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam
tulisan-tulisan ilmiah. Contoh kata ilmiah: analogi, formasi, konservatif,
fragmen, kontemporer.
h.
Kata populer adalah kata-kata yang umum dipakai oleh semua lapisan masyarakat,
baik oleh kaum terpelajar atau oleh orang kebanyakan. Contoh kata popular:
bukti, rasa kecewa, maju, gelandangan.
C. Cara
memilih dan menggunakan diksi yang benar
Seseorang yang
menguasai kosa kata, selain mengetahui makna kata, ia juga harus memahami
perubahan makna. Disamping itu, agar dapat menjadi pemilih kata yang akurat,
seseorang harus menguasai sejumlah persyaratan. Syarat tersebut menurut Keraf
ada 6 :
a. Dapat
membedakan antara denotasi dan konotasi
Contoh
:
o
bunga
edelwis hanya tumbuh di tempat yang tinggi
o
jika bunga bank tinggi, orang enggan mengambil kredit bank
b. Dapat
membedakan kata-kata yang hampir bersynonym
Contoh :
o
Siapa pengubah peraturan yang memberatkan pengusaha
o
Pembebasan bea masuk untuk jenis barang
tertentu adalah peubah peraturan
yang selama ini memberatkan pengusaha
c. Dapat
membedakan kata-kata yang hamper mirip dalam ejaannya
Contoh
:
o
Intensif – Insentif
o
Interferensi – Inferensi
o
Karton – Kartun
o
Preposisi – Proposisi
o
Korporasi – Koperasi
d. Dapat
memahami dengantepat makna kata-kata abstrak
Contoh
:
o
Keadilan, kebahagiaan, keluhuran
o
Kebajikan, kebijakan, kebijaksanaan
e. Dapat
memakai kata penghubung yang berpasangan secara tepat
Contoh
:
Contoh pemakaian yang
salah
o
Antara
hak dengan kewajiban pegawai
haruslah berimbang
o
Korban phk itu tidak menuntut bonus, melainkan
pesangon
o
Baik
dosen ataupun mahasiswa ikut
memperjuangkan reformasi
o
Bukan
aku yang tidak mau, tetapi dia yang
tidak suka
Contoh pemakaian yang benar
o
antara
hak dan kewajiban pegawai haruslah
berimbang
o
korban phk itu tidak menuntut bonus, tetapi
pesangon
o
baik
dosen maupun mahasiswa ikut
memperjuangkan reformsasi
o
bukan
aku yang tidak mau, melainkan dia
yang tidak suka
f. Dapat
membedakan antara kata yang umum dan kata yang khusus. Kata melihat adalah kata
umum yang merujuk pada perihal “mengetahui” sesuatu melalui indera mata. Kata
melihat tidak hanya digunakan untuk menyatakan membuka mata serta menunjuk ke
objek tertentu, tetapi juga untuk mengetahui hal yang berkenaan dengan objek tersebut.
Contoh : kata umum : melihat
Kata khusus : melotot,
membelalak, melirik, mengamati, mengintai, meneropong, mengawasi, memandang,
menatap, memperhatikan.
D. Pembentukan
Kata
Ada
dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar bahasa Indonesia.
Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosakata baru dengan dasar kata yang
sudah ada, sedangkan dari luar terbentuk kata baru melalui unsur serapan.
1. Kesalahan
pembentukan dan pemilihan kata
Pada
bagian berikut akan diperlihatkan kesalahan pembentukan kata, yang sering kita
temukan, baik dalam bahasa lisan maupun bahasa tulis.
a. Penanggalan
awalan meng-
b. Penanggalan
awalan ber-
c. Peluluhan
bunyi /c/
d. Penyengauan
kata dasar
e. Bunyi
/s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh
f. Awalan
ke- yang kelirupemakaian akhiran –ir
g. Padanan
yang tidak serasi
h. Pemakaian
kata depan di, ke, dari, bagi, pada,, daripada dan terhadap
i.
Penggunaan kesimpulan, keputusan,
penalaran, dan pemukiman
j.
Penggunaan kata yang hemat
k. Analogi
l.
Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia
2. Definisi
Definisi adalah suatu pernyataan yang
menerangkan pengertian suatu hal atau konsep istilah tertentu. Dalam membuat
definisi hal yang perlu di perhatikan adalah tidak boleh mengulang kata atau
istilah yang kita definisikan.
Contoh definisi :
Majas
personifikasi adalah kiasan yang menggambarkan binatang, tumbuhan, dan
benda-benda mati seakan hidup selayaknya manusia, seolah punya maksud, sifat,
perasaan dan kegiatan seperti manusia.
Definisi
terdiri dari :
a.
Definisi
nominalis :
adalah
menjelaskan sebuah kata dengan kata lain yang lebih umum di mengerti. Umumnya
di gunakan pada permulaan suatu pembicaraan atau diskusi. Definisi nominalis
ada enam macam, yaitu definisi sinonim, definisi simbolik, definisi etimologik,
definisi semantik, definisi stipulatif, dan definisi denotatif.
b.
Definisi
realis
adalah
penjelasan tentang isi yang terkandung dalam sebuah istilah, bukan hanya
menjelaskan tentang istilah. Definisi realis ada tiga macam, yaitu :
-
Definisi esensial, yaitu penjelasan dengan cara menguraikan perbedaan antara
penjelasan dengan cara menunjukkan bagian-bagian suatu benda (definisi
analitik) dengan penjelasan dengan cara menunjukkan isi dari suatu term yang
terdiri atas genus dan diferensia (definisi konotatif).
-
Definisi diskriptif yaitu penjelasan dengan cara menunjukkan sifat-sifat khusus
yang menyertai hal tersebut dengan penjelasan dengan cara menyatakan bagaimana
sesuatu hal terjadi.
c.
Definisi
praktis
Definisi
praktis adalah penjelasan tentang sesuatu hal yang di jelaskan dari segi
kegunaan atau tujuan. Dibedakan atas tiga macam :
-
Definisi operasional, yaitu penjelasan dengan cara menegaskan langkah-langkah
pengujian serta menunjukkan bagaimana hasil yang dapat di amati.
-
Definisi fungsional, yaitu penjelasan sesuatu hal dengan cara menunjukkan
kegunaan dan tujuannya.
-
Definisi persuasif, yaitu penjelasan dengan cara merumuskan suatu pernyataan
yang dapat mempengaruhi orang lain, bersifat membujuk orang lain.
3. Kata
serapan
adalah
kata yang di adopsi dari bahasa asing yang sudah sesuai dengan EYD. Kata
serapan merupakan bagian perkembangan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia telah
banyak menyerap terutama dalam unsur kosa kata. Bahasa asing yang masuk dan
memberi pengaruh terhadap kosa kata bahasa Indonesia antara lain dari bahasa
Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab, bahasa Inggris dan ada juga dari
bahasa Tionghoa. Analogi dan Anomali kata serapan dalam bahasa Indonesia.
Penyerapan kata ke dalam bahasa Indonesia terdapat 2 unsur, yaitu: -
Keteraturan bahasa (analogi) : dikatakan analogi apabila kata tersebut memiliki
bunyi yang sesuai antara ejaan dengan pelafalannya.
-Penyimpangan
atau ketidakteraturan bahasa (anomali) : dikatakan anomali apabila kata
tersebut tidak sesuai antara ejaan dan pelafalannya.
E. Makna
Kata
Makna
sebuah kata / sebuah kalimat mrpkan makna yang tidak selalu berdiri sendiri.
Adapun makna menurut Chaer terbagi atas beberapa kelompok yaitu :
a.
Makna
Leksikal dan makna Gramatikal
Makna Leksikal
adalah makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil observasi alat
indera / makna yg sungguh-sungguh nyata dlm kehidupan kita. Contoh: Kata tikus,
makna leksikalnya adalah binatang yang menyebabkan timbulnya penyakit (Tikus
itu mati diterkam kucing).
Makna Gramatikal
adalah untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal, untuk
menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan proses reduplikasi seperti
kata: buku yg bermakna “sebuah buku,” menjadi buku-buku yang bermakna “‘ banyak
buku.”
b.
Makna
Referensial dan Nonreferensial
Makna referensial &
nonreferensial perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya referen dari
kata-kata itu. Maka kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar
bahasa yang diacu oleh kata itu. Kata bermakna referensial, kalau mempunyai
referen, sedangkan kata bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki referen.
Contoh: Kata meja dan kursi (bermakna referen). Kata karena dan tetapi
(bermakna nonreferensial)
c.
Makna
Konseptual dan Makna Asosiatif
Makna
konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks
atau asosiasi apapun. Contoh: Kata kuda memiliki makna konseptual “sejenis
binatang berkaki empat yg bisa dikendarai”.
Makna
asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem / kata berkenaan dengan
adanya hubungan kata itu dengan suatu yang berada diluar bahasa . Contoh: Kata
melati berasosiasi dg suatu yg suci / kesucian. Kata merah berasosiasi berani /
paham komunis.
d.
Makna
Kata dan Makna Istilah
Makna
kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai faktor
dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum. Makna kata itu baru menjadi jelas
kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat. Contoh: Kata tahanan, bermakna orang
yang ditahan,tapi bisa juga hasil perbuatan menahan. Kata air, bermakna air
yang berada di sumur, di gelas, di bak mandi atau air hujan.
Makna
istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketetapan dan kepastian makna
istilah itu karena istilah itu hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau
keilmuan tertentu. Contoh: Kata tahanan di atas masih bersifat umum, istilah di
bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yang ditahan sehubungan suatu
perkara.
e.
Makna Idiomatikal dan Peribahasa
Yang
dimaksud dengan idiom adalah satuan-satuan bahasa (ada berupa baik kata, frase,
maupun kalimat) maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal, baik
unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Contoh: Kata
ketakutan, kesedihan, keberanian, dan kebimbangan memiliki makna hal yg disebut
makna dasar, Kata rumah kayu bermakna, rumah yang terbuat dari kayu.
Makna
pribahasa bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga disebut
dengan nama perumpamaan. Contoh: Bagai, bak, laksana dan umpama lazim digunakan
dalam peribahasa
f.
Makna
Kias dan Lugas
Makna
kias adalah kata, frase dan kalimat yang tidak merujuk pada arti sebenarnya. Contoh: Putri malam bermakna bulan , Raja
siangbermakna matahari.
Bab
III
Penutup
A. Kesimpulan
Penguasaan dalam mengolah kata juga
menjadi faktor penting untuk menghasilkan tulisan yang indah dan enak di baca.
sehingga makna dengan tepat pada setiap pilihan kata yang ingin disampaikan.
Diksi adalah kemampuan
penulis untuk mendapatkan kata agar dalam pembacaan dan pengertiannya tepat.
Kata ilmiah adalah
kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia.
Pembentukan kata atau
istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat
yang khas dalam bidang tertentu.
Definisi adalah suatu
pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal atau konsep istilah tertentu.
Kata serapan adalah
kata yang di adopsi dari bahasa asing yang sudah sesuai EYD.
B. Saran
Penulis menyarankan kepada semua
pembaca untuk mempelajari pengolahan kata dalam membuat kalimat. Dengan
mempelajari diksi diharapkan mahasiswa
dan mahasiswi memiliki ketetapan dalam menyampaikan dan menyusun suatu gagasan
agar yang disampaikan mudah dipahami dengan baik.
C. Daftar
Pustaka
·
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa
Indonesia, edisi 2006 – 2007
Comments
Post a Comment